Penyakit radang tenggorokan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Berikut merupakan gejala, penyebab dan obat radang tenggorokan
Radang Tenggorokan
Dokter Spesialis |
Dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) |
Gejala |
Sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam |
Faktor Risiko |
Usia anak dan remaja, merokok, masalah imunitas, memiliki riwayat penyakit GERD, rhinitis alergi, dan sinusitis |
Cara Diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, laboratorium darah, dan apus tenggorokan |
Pengobatan |
Bedrest, air putih, makan bergizi, pereda nyeri, pereda demam, antibiotic bila perlu |
Obat |
Parasetamol, ibuprofen, asam mefenamat |
Komplikasi |
Abses peritonsil, mastoiditis, limfadenitis servikal |
Kapan harus ke dokter? |
Sesak napas, kesulitan menelan |
Radang tenggorokan (faringitis) adalah peradangan yang terjadi di faring (tenggorokan). Kondisi ini bisa disebabkan oleh virus ataupun bakteri.
Faringitis adalah infeksi menular yang disebar melalui kontak langsung dengan penderita.
Kontak bisa terjadi lewat aktivitas yang melibatkan lendir atau air liur. Misalnya, lewat ciuman atau penggunaan sikat gigi yang terkontaminasi.
Faringitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus dan atau bakteri, seperti pilek dan flu (disebabkan oleh infeksi virus) atau oleh infeksi bakteri (Streptococcus).
Gangguan kesehatan ini juga dapat disebabkan oleh mononukleosis (alias "mono"), yang merupakan infeksi virus.
Selain itu, saat ini sudah diketahui juga bahwa virus COVID-19 dapat memicu nyeri di tenggorokan.
Selain bakteri dan virus, penyebab radang tenggorokan juga termasuk:
Faringitis akibat infeksi jamur ditemukan pada orang dengan kondisi imunokompremais atau penggunaan steroid atau antibiotik jangka panjang.
Udara dalam ruangan yang kering dan pola pernapasan melalui mulut dapat menyebabkan radang tenggorokan yang berulang.
Naiknya asam lambung ke esofagus (kerongkongan) pada penderita GERD bisa sebabkan radang tenggorokan.
Radang tenggorokan juga bisa menjadi tanda seseorang terinfeksi HIV. Hal ini karena sistem imun tubuh penderita HIV yang lemah sehingga mudah terinfeksi virus lain yang dapat menyebabkan radang tenggorokan.
Faktor Risiko Radang Tenggorokan
Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko sakit radang tenggorokan, yakni:
Ada beberapa ciri-ciri radang tenggorokan yang mengganggu, seperti:
Konsultasikan gejala faringitis yang kamu alami kepada dokter di layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
Berikut beberapa cara dokter mendiagnosis penyakit radang tenggorokan.
Wawancara medis meliputi pertanyaan apakah kamu mengalami demam, nyeri tenggorokan, nyeri saat menelan, serta ada benjolan di sekitar leher.
Dokter juga akan bertanya mengenai gejala radang tenggorokan yang dialami.
Pemeriksaan fisik meliputi suhu tubuh, pemeriksaan rongga mulut apakah amandel yang membesar, adakah selaput lendir yang melapisi tenggorokan meradang dan tertutup selaput berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Dokter juga akan mengecek apakah ada pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher.
Pada infeksi akibat bakteri, jumlah sel darah putih biasanya akan meningkat. Sementara pada infeksi akibat virus, jumlah sel darah putih biasanya normal atau sedikit meningkat.
Pada infeksi akibat bakteri, dalam pemeriksaan apus ini akan tumbuh koloni bakteri pada biakan di laboratorium.
Radang tenggorokan dapat ditangani oleh dokter spesialis THT. Pengobatan dapat dilakukan di rumah maupun di rumah sakit. Berikut penanganan faringitis.
Berikut obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi radang tenggorokan.
Paracetamol adalah obat analgesik dan antipiretik yang banyak dipakai untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang, serta demam.
Ibuprofen tergolong dalam kelompok obat anti-inflamasi nonsteroid dan digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Obat ini bisa juga sebagai pereda demam.
Asam Mefenamat adalah salah satu obat antiinflamasi nonsteroid golongan fenamat yang digunakan dalam pengobatan nyeri ringan hingga sedang.
Kini kamu sudah tahu apa itu radang tenggorokan. Lantas, bagaimana cara mencegahnya?
Komplikasi faringitis sangat jarang terjadi. Komplikasi supuratif dan nonsupuratif dapat terjadi akibat faringitis strep grup A.
Komplikasi supuratif terjadi akibat penyebaran streptokokus grup A dari faring ke struktur yang berdekatan seperti:
Sementara itu, gejala nonsupuratif dapat menimbulkan demam rematik akut, glomerulonefritis pasca-streptokokus, atau infeksi kulit.
Komplikasi ini terjadi setelah infeksi awal sembuh dan melibatkan tempat yang jauh dari tempat infeksi strep grup A.
Mereka dianggap sebagai hasil dari respons imun dan bukan dari infeksi strep grup A secara langsung.
Dapatkan perawatan segera ke dokter atau rumah sakit jika menemukan kondisi di bawah ini: