Kanker masih menjadi momok penyakit yang paling menakutkan di dunia. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, tapi belum ditemukan obatnya. Nah dari sekian banyak jenis kanker, kanker tenggorokan adalah salah satu yang paling berisiko untuk dialami perokok aktif. Bagaimana seseorang bisa terkena kanker tenggorokan akibat merokok?
Tenggorokan adalah tabung berotot seperti cincin yang berperan sebagai jalan masuk udara, makanan, dan cairan. Tabung ini terletak di belakang hidung yang memanjang hingga ke bawah leher. Setiap bagian tenggorokan berpotensi menjadi tempat berkembangnya sel kanker.
Tenggorokan itu sendiri terdiri dari jaringan berisi sel-sel yang dapat terus beregerenasi. Artinya sel yang rusak atau sudah “berumur” akan selalu digantikan dengan yang baru. Namun, proses pergantian sel ini dapat tidak berjalan semestinya jika DNA sel di tenggorokan mengalami mutasi. Sel yang bermutasi dapat berkembang mengganas di luar kendali dan membentuk tumor yang berpotensi menjadi kanker.
Sel kanker dapat mulai berkembang di faring atau laring. Faring adalah saluran yang memanjang dari belakang hidung dan berakhir di bagian atas trakea (batang tenggorokan) serta esofagus. Esofagus adalah tabung yang mengalir dari tenggorokan ke perut.
Sementara laring adalah bagian dari tenggorokan yang berada di antara pangkal lidah dan batang tenggorokan. Kanker laring biasanya menyerang area kotak suara yang menjadi rumah bagi pita suara, bagian yang mengeluarkan suara ketika Anda berbicara.
Penyebab terjadinya perubahan (mutasi) genetik pada DNA sel tenggorokan belum banyak diketahui. Namun, faktor genetik bawaan keluarga nyatanya berperan cukup besar sebagai pemicu kanker. Sel yang mengalami mutasi dapat diturunkan secara genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Maka semakin banyak anggota keluarga yang menderita kanker tenggorokan, semakin besar pula risiko Anda mengalami penyakit ini. Apalagi bila sebagian besar keluarga Anda yang mengalami kanker masih berusia relatif muda dan termasuk keluarga dekat, misalnya orangtua, saudara kandung, kakek dan nenek, hingga paman atau bibi.
Meski begitu, faktor riwayat keluarga hanya menyumbang sekitar 5-10 % dari semua kasus kanker tenggorokan. Ada lebih banyak kasus kanker tenggorokan yang terjadi akibat pengaruh gaya hidup tidak sehat, terutama merokok.
Idealnya sel-sel dalam tenggorokan akan terus berkembang dan membelah diri untuk menggantikan sel yang sudah tua dan tidak berfungsi lagi. Jika ada salah satu sel yang bermutasi, maka sel lainnya akan ikut mengalami kerusakan yang sama dan membelah diri secara tidak terkendali.
Namun, sistem imun tubuh kita tidak didesain untuk bisa mendeteksi masalah ini. Sel abnormal yang terus bermutasi dan berkembang semakin banyak sehingga berpotensi menyebabkan pertumbuhan tumor ganas di tenggorokan.
Lantas, apa hubungannya mutasi sel dengan kebiasaan merokok? Salah satu faktor pemicu yang menjadi dalangnya adalah kandungan di dalam rokok. Ada lebih dari ratusan bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam satu batang rokok, dan setidaknya 70 jenis di antaranya sudah terbukti memiliki sifat karsinogen alias pemicu kanker.
Berikut sejumlah bahan kimia beracun yang terkandung dalam sebatang rokok.
Efek racun dari bahan-bahan kimia tersebut yang Anda terima setiap kali mengisap rokok secara tidak langsung menyebabkan perubahan sel di tenggorokan sekaligus melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Nah, inilah yang membuat seseorang lebih berisiko tinggi mengalami kanker tenggorokan akibat merokok. Para peneliti dari American Cancer Society bahkan mencatat setidaknya ada sekitar 12 jenis kanker yang dapat terjadi akibat kebiasaan merokok, termasuk kanker tenggorokan.
Risikonya bahkan tetap sama apabila Anda mengisap tembakau dengan cerutu, bukan lintingan rokok. Perokok cerutu berisiko 4-10 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat kanker kerongkongan, kanker mulut, dan kanker laring dibandingkan non-perokok.
Pada prinsipnya, semua produk tembakau, baik itu rokok tembakau lintingan, cerutu, tembakau kunyah, tembakau hirup, hingga tembakau pipa berisiko tinggi menyebabkan kanker tenggorokan. Semakin lama dan sering Anda menggunakan produk tembakau, risiko terkena kanker tenggorokan pun makin tinggi.
Bagi sebagian orang, rasanya kurang lengkap jika tidak merokok sambil minum alkohol.
Namun, risiko terkena kanker tenggorokan justru akan semakin tinggi akibat kebiasaan merokok dan minum alkohol secara bersamaan. Sebenarnya fakta ini tidak lagi mengherankan. Alkohol sudah secara resmi tergolong sebagai zat karsinogen sejak tahun 1987, seperti yang pernah diungkap Susan Gapstur, wakil presiden epidemiologi di American Cancer Society dalam laman New York Times. Kenapa begitu?
Alkohol dapat menyebabkan kanker dengan beberapa cara. Pertama, kandungan etanol dalam minuman beralkohol akan diubah oleh tubuh menjadi bahan kimia beracun yang dapat merusak DNA. Kedua, etanol juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan mengubah metabolisme folat yang memengaruhi fungsi sel dalam tubuh.
Lantas, kenapa risiko kanker tenggorokan bisa lebih tinggi akibat kebiasan minum alkohol dan merokok secara bersamaan?
Penelitian mengungkapkan bahwa alkohol mempermudah bahan kimia dalam rokok untuk merusak sel-sel yang melapisi mulut, tenggorokan, dan kerongkongan. Alkohol juga dapat menghambat proses perbaikan sel yang merusak DNA karena pengaruh bahan kimia dalam rokok.
Bukan hanya kanker tenggorokan, risiko kanker mulut dan kerongkongan pun bisa meningkat akibat Anda terbiasa minum miras serta merokok sejak lama.
Anda mungkin sudah tahu apa saja bahaya merokok dari gambar peringatan yang tercetak pada setiap bungkus rokok. Dari uraian panjang di atas, Anda kini juga sudah lebih memahami bagaimana kanker, terutama kanker tenggorokan, bisa terjadi akibat kebiasaan merokokok.
Maka, salah satu cara paling jitu untuk menurunkan risiko atau bahkan mencegahnya sama sekali adalah dengan berhenti merokok. Meski begitu, merealisasikan niat untuk berhenti merokok sering dianggap mustahil. Tidak sedikit dari perokok aktif yang lebih memilih pasrah dan hidup dengan segala risikonya.
Padahal, tidak ada kata musatahil apalagi terlambat untuk berhenti merokok. Meski awalnya berat, percayalah bahwa Anda akan mendapatkan lebih banyak manfaat kesehatan ketika berhasil berhenti merokok. Efek baiknya pun sudah bisa Anda rasakan dalam waktu satu jam setelah puntung rokok terakhir.
Berikut adalah beberapa cara mudah untuk membantu Anda mulai berhenti merokok dari sekarang.
Bagi Anda perokok berat, memutuskan untuk langsung tidak merokok sama sekali tentu sangatlah berat. Gejala “sakau” rokok bisa saja menyebabkan tubuh Anda bereaksi hebat.
Itu kenapa sebaiknya mulailah pelan-pelan. Ingat: Di dunia ini tidak ada yang instan. Semua hal pasti butuh proses.
Bila Anda terbiasa menghabiskan satu pak rokok dalam sehari, mulai dengan menyisakan satu atau dua batang di penghujung hari. Biasakan terus menyisakan rokok dalam seminggu, kemudian tambah jumlahnya menjadi sisa 3-4 batang di akhir hari Anda. Terus tambah lagi jumlah rokok yang harus dikurangi di hari-hari berikutnya.
Bila Anda bisa melewati hitungan hari, tambah tenggat waktunya jadi hitungan minggu dan per bulan sampai Anda benar-benar bisa berhenti merokok.
Biasanya waktu paling krusial yang membuat seseorang ingin merokok adalah setelah makan atau saat bengong dan ngopi.
Nah supaya Anda tidak tergoda untuk merokok, isilah waktu luang itu dengan melakukan aktivitas lain. Ambil contoh, bermain games di HP, menonton TV, olahraga, jalan santai keluar rumah, atau makan permen karet bebas gula.
Anda juga bisa mengatasi keinginan untuk memasukkan sesuatu ke mulut dengan minum air dingin melalui sedotan atau makan permen lolipop. Bagi sejumlah orang, kedua cara ini seringkali efektif untuk mengatasi keinginan mereka kembali merokok.
Intinya, buatlah diri Anda tetap sibuk supaya ngidam rokok Anda bisa teralihkan.
Kadang-kadang pengaruh lingkungan pergaulan juga ikut berkontribusi besar terhadap keinginan untuk merokok. Bila memungkinkan, sampaikan ke teman-teman bahwa Anda sedang berjuang untuk berhenti merokok. Teman yang baik seharusnya akan mendukung dan memahami hal ini.
Jangan ragu juga untuk meminta dukungan dari orang-orang terdekat di sekitar Anda. Sebut saja, keluarga dan pasangan. Dukungan dari mereka dapat menambah asupan energi positif supaya Anda tetap konsisten untuk berhenti merokok.
Jika suatu hari Anda merasa ingin menyerah, coba ingat-ingat lagi apa alasan terkuat Anda berhenti merokok.
Apa Anda takut terkena kanker tenggorokan akibat keseringan merokok? Atau karena khawatir akan kondisi orangtua, pasangan, atau bahkan anak yang selalu terpapar rokok?
Sebagai bahan untuk refleksi diri, coba tuliskan semua alasan tersebut pada sebuah kertas dan tempelkan di tempat yang bisa Anda lihat dengan jelas. Misalnya di depan cermin. Alasan ini bisa jadi senjata ampuh untuk meningkatkan motivasi Anda agar tidak kembali merokok.
Berhenti merokok itu tidak mudah. Maka dari itu, ketika Anda sudah berhasil untuk berhenti merokok sama sekali, tak ada salahnya untuk memberi penghargaan pada diri sendiri.
Anda bisa “menginvestasikan” uang yang semula untuk membeli rokok ke dalam tabungan. Bila uang di dalam tabungan sudah dirasa cukup, Anda bisa menggunakannya untuk berlibur atau membeli barang yang Anda suka.
Kanker tenggorokan yang terjadi akibat merokok tidak boleh dianggap remeh. Sama dengan jenis kanker pada umumnya, kanker tenggorokan bisa berisiko mematikan bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter apabila Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentan kanker tenggorokan, risiko lainnya yang mungkin terjadi akibat kebiasaan merokok, maupun cara berhenti merokok yang lebih efektif.