Article

Jumat , 07 Ags 2020 14:09:52
5 Jenis Operasi yang Paling Sering Direkomendasikan Dokter untuk Kanker Tenggorokan

Kanker tenggorokan, harus diobati dengan cepat dan tepat. Tujuannya tentu agar penyakit tidak semakin parah dan menyebar ke bagian tubuh lain. Nah, salah satu perawatan kanker tenggorokan yang paling umum adalah operasi. Operasinya itu sendiri sebenarnya punya banyak macam. Dokter biasanya akan menentukan metode operasi mana yang cocok buat pasiennya dengan mempertimbangkan jenis, lokasi, dan stadium kanker tenggorokan yang dialaminya.

Pilihan operasi untuk kanker tenggorokan

Operasi menjadi pilihan pengobatan yang utama untuk kanker stadium awal. Jika stadiumnya sudah tergolong lanjut, dokter dapat mengombinasikan operasi dengan terapi kanker lainnya, seperti kemoterapi atau radiasi.

Untuk kanker tenggorokan, prosedur operasi dapat dilakukan dengan atau tidak melibatkan sayatan. Berikut beberapa metodenya yang paling umum.

1. Endoskopi

Sel kanker yang baru muncul pada permukaan jaringan tenggorokan atau pita suara dapat ditangani langsung dengan prosedur endoskopi.

Endoskopi adalah prosedur medis yang tujuan utamanya adalah mendiagnosis suatu penyakit dengan mengambil sampel kecil jaringan tubuh untuk diperiksa lebih lanjut (biopsi). Untuk itu, dokter akan memasukkan selang tabung yang panjang, tipis, dan fleksibel melalui mulut.

Di bagian ujung selang terdapat lampu dan kamera kecil yang akan memperlihatkan gambar bagian dalam tenggorokan Anda ke layar monitor. Alat ini juga sekaligus dapat mengikis, memotong, atau menghilangkan lapisan jaringan abnormal yang tumbuh di sana.

Sebelum memulai, dokter dapat menyemprotkan obat bius lokal ke dalam mulut Anda atau memberikan Anda permen isap supaya tenggorokan Anda mati rasa.

Rata-rata durasi proses endoskopi berlangsung sekitar 15-60 menit.

2. Laringektomi

Laringektomi adalah metode operasi untuk mengangkat kotak suara (laring) dari pasien kanker tenggorokan. Metode laringektomi it sendiri ada dua jenis, yaitu:

Laringektomi parsial (sebagian)

Laringektomi parsial dilakukan bila tumor yang tumbuh masih berukuran kecil. Dokter dapat membuat sayatan kecil pada leher untuk menghilangkan sedikit jaringan kotak suara yang terkena sel kanker.

Setelah tumor diangkat, dokter akan membuat lubang (stoma) di leher. Lubang ini dibuat untuk membantu pasien berbicara dan bernapas sampai luka bekas tumor sepenuhnya sembuh.

Laringektomi total

Laringektomi total dilakukan bila kanker sudah sangat parah dan ukuran tumor semakin membesar.

Dokter akan membuat sayatan di leher untuk menghilangkan seluruh kotak suara Anda. Setelah kotak suara diangkat, kemampuan Anda untuk menelan, bernapas, atau berbicara akan sangat terpengaruh.

Maka, selanjutnya dokter akan melakukan prosedur trakeostomi. Trakeostomi adalah prosedur pemasangan selang udara langsung ke tenggorokan dengan melubangi leher. Anda dapat bernapas seperti biasa melalui lubang ini.

Setelahnya Anda juga dianjurkan untuk mengikuti terapi bicara agar bisa kembali berkomunikasi dengan orang lain.

3. Faringektomi

Faringektomi adalah operasi untuk mengangkat sel kanker yang muncul di sepanjang saluran utama tenggorokan, saluran yang menyambung dengan hidung, dan saluran yang tersambung dengan rongga mulut.

Dokter dapat mengangkat seluruh atau sebagian tenggorokan yang bermasalah akibat pertumbuhan sel kanker.

Setelah operasi, Anda mungkin perlu menjalani operasi rekonstruksi untuk memperbaiki penampilan tenggorokan dan memulihkan kemampuan menelan.

4. Operasi pengangkatan kelenjar getah bening

Bila sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening dan jaringan sekitar, dokter dapat melakukan operasi untuk mengangkatnya. Prosedur ini dinamakan dengan diseksi leher.

Prosedur diseksi leher ada dua jenis, yang radikal (keseluruhan) dan selektif (sebagian). Keduanya dibedakan berdasarkan banyak jaringan yang diambil atau dihilangkan saat pembedahan.

Dokter umumnya akan mengangkat kelenjar getah bening berbarengan dengan operasi untuk mengangkat tumor utama.

5. Tiroidektomi

Kanker tenggorokan juga bisa ditangani dengan operasi tiroidektomi jika sudah menyebar ke kelenjar tiroid.

Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian pangkal leher, tepatnya di atas tulang dada. Kelenjar ini berperan untuk menghasilkan hormon supaya proses metabolisme tubuh dapat berjalan dengan baik.

Operasi tiroidektomi dapat dilakukan sebagian atau secara total. Jika semua kelenjar tiroid dihilangkan, tubuh Anda tidak lagi dapat membuat hormon tiroid.

Namun, Anda bisa minum pil hormon tiroid (levothyroxine) untuk menggantikan hilangnya hormon dari tubuh.

Kemungkinan efek samping operasi kanker tenggorokan

Semua prosedur medis pada prinsipnya memiliki risiko dan efek sampingnya tersendiri.

Berikut beberapa efek samping paling umum setelah menjalani operasi tenggorokan.

1. Sensasi nyut-nyutan di tenggorokan

Efek samping yang paling sering dikeluhkan setelah operasi adalah tenggorokan terasa nyeri.

Ini merupakan efek yang normal karena tenggorokan habis menerima sayatan. Efek samping ini pun bersifat sementara dan akan mereda seiring masa pemulihan.

Untuk mengatasi rasa nyeri pasca operasi, dokter akan meresepkan obat antinyeri seperti ibuprofen dan naproxen.

2. Kesulitan menelan

Operasi kanker tenggorokan juga terkadang membuat Anda sulit menelan sehingga mungkin juga memengaruhi nafsu makan.

Itu kenapa dokter biasanya menganjurkan Anda untuk mengonsumsi makanan yang lunak dan lembut seperti bubur, yogurt, dan lainnya.

Dalam kasus yang parah, Anda mungkin membutuhkan selang makanan permanen untuk mengalirkan nutrisi langsung ke dalam perut. Dengan begitu, orang yang tidak bisa menelan sama sekali tetap akan mendapatkan asupan nutrisi.

3. Suara serak

Suara serak biasanya dialami bila Anda menjalani prosedur laringektomi dan faringektomi sebagian. Bila kotak suara diambil kesemuanya, kemampuan Anda untuk berbicara akan hilang sama sekali.

Namun, dokter dapat melakukan operasi rekonstruksi untuk mengembalikan fungsi kotak suara Anda kembali. Dokter juga akan merekomendasikan perawatan lain, seperti implan protesis suara, penggunaan alat electrolarynx, dan lain sebagainya.